Gibran Faeyza Siswa SDN 018 Taluk Kuantan Sudah Mampu Membuat Short Video Berbasis AI

Gibran Faeyza, Siswa SDN 018 Taluk Kuantan, Sudah Mampu Membuat Short Video Berbasis AI

Bakat Digital Anak Desa yang Menginspirasi, Siap Saingi Kreator Muda di Era Teknologi

01 Juni 2025Gibran Faeyza, Siswa SDN 018 Taluk Kuantan, Sudah Mampu Membuat Short Video Berbasis AI. Di tengah keterbatasan akses teknologi di beberapa wilayah pedesaan Indonesia, muncul secercah harapan dari seorang anak SD asal Taluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Gibran Faeyza, yang masih duduk dikelas 2 di SDN 018 Koto Taluk, Taluk Kuantan, mencuri perhatian karena telah mampu membuat short video berbasis Artificial Intelligence (AI) hanya dengan bermodalkan internet terbatas.

Bakat Gibran mulai terlihat sejak memulai suka menggambar berbagai macam karakter game di buku dan mempelajari berbagai aplikasi game dan video di laptop, memperkenalkannya pada berbagai aplikasi berbasis AI. Namun, titik baliknya datang ketika ia menemukan platform pembuat video AI melalui tutorial di YouTube dan media sosial instagram.

“Awalnya saya hanya coba-coba. Tapi lama-lama jadi suka karena bisa buat tokoh kartun yang ngomong kayak orang sungguhan,” kata Gibran sambil menunjukkan hasil karyanya di layar ponsel.

Gibran Faeyza Siswa SDN 018 Taluk Kuantan Sudah Mampu Membuat Short Video Berbasis AI
Salah satu karya Gibran Faeyza berjudul “robot Transformer melawan Venom”

Menurut gurunya, Ibu Yulita, Gibran dikenal aktif bertanya dan sering membantu teman sekelasnya memahami penggunaan aplikasi digital. Ia bahkan sudah bisa menggunakan fitur text-to-video AI yang umum dipakai kreator profesional.

Salah satu short video yang dibuat Gibran berjudul “robot transformer melawan venom.” telah banyak ditonton oleh teman-temannya. Video tersebut memadukan animasi karakter dengan suara buatan AI.

Orang tua Gibran, terutama ayahnya yang bekerja sebagai karyawan swasta  dan content creator, telah berperan untuk mengenalkan AI dan memberikan kebebasan pada anaknya untuk bereksperimen dengan teknologi, asalkan tetap menjaga waktu belajar.

Kemampuan Gibran menunjukkan bahwa anak-anak desa bukan hanya objek pembangunan, tetapi juga subjek perubahan digital. Dengan dukungan yang tepat, mereka bisa menjadi kreator konten, pengembang teknologi, hingga inovator lokal yang berdampak global.

Kisah Gibran Faeyza bukan hanya cerita tentang kecerdasan seorang anak desa, tetapi juga panggilan bagi seluruh pemangku kepentingan, pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memberi akses, pelatihan, dan ruang bagi anak-anak desa mengembangkan potensi di bidang teknologi dan AI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *