Sarkopenia Penyusutan Otot Akibat Penuaan yang Perlu Diwaspadai
Jakarta, Indonesiadalamberita.id – Seiring bertambahnya usia, banyak perubahan fisiologis yang terjadi dalam tubuh manusia. Salah satunya yang cukup mengkhawatirkan namun sering diabaikan adalah sarkopenia, kondisi penyusutan massa dan kekuatan otot yang berdampak besar terhadap kualitas hidup lansia.
Sarkopenia bukan sekadar bagian alami dari proses penuaan, tapi juga merupakan kondisi medis serius yang dapat meningkatkan risiko jatuh, penurunan mobilitas, hingga ketergantungan dalam aktivitas sehari-hari.
Apa Itu Sarkopenia?
Sarkopenia adalah kondisi degeneratif yang ditandai dengan penyusutan massa otot rangka dan kekuatan otot, biasanya mulai terjadi sejak usia 40 tahun dan makin signifikan pada usia lanjut. Meskipun berkaitan erat dengan penuaan, faktor gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik, asupan protein yang tidak memadai, serta penyakit kronis juga mempercepat terjadinya kondisi ini.
Baca juga: Penyakit Autoimun Multiple Sclerosis yang Menyerang Saraf Otak
Gejala dan Dampaknya
Gejala utama sarkopenia meliputi:
-
Lemah otot
-
Mudah lelah saat beraktivitas
-
Sulit berdiri dari posisi duduk
-
Penurunan berat badan yang tidak disengaja
Kondisi ini tidak hanya berdampak fisik, tapi juga psikologis. Lansia yang mengalami sarkopenia cenderung merasa tidak percaya diri, rentan mengalami depresi, dan berisiko tinggi untuk mengalami cedera serius akibat jatuh.
Cara Mendeteksi dan Mengatasinya
Diagnosis sarkopenia umumnya dilakukan melalui pengukuran kekuatan genggaman tangan, tes kecepatan berjalan, hingga analisis massa otot menggunakan alat seperti DEXA scan. Pencegahan dan penanganannya mencakup:
-
Latihan kekuatan otot secara teratur
-
Asupan protein cukup, minimal 1-1,2 gram/kg berat badan per hari
-
Konsumsi vitamin D dan omega-3
-
Fisioterapi bagi yang sudah mengalami penurunan fungsi signifikan
Baca juga: Osteoarthritis Penyakit yang menyerang Sendi
Peran Keluarga, Pemerintah dan Masyarakat
Perhatian terhadap kesehatan otot lansia masih minim di Indonesia. Oleh karena itu, peran keluarga dalam mendampingi lansia sangat penting. Selain itu, diperlukan program dari pemerintah yang fokus pada edukasi, penyaringan dini, dan penguatan layanan kesehatan geriatri.
Sarkopenia adalah kondisi yang bisa dicegah dan dikendalikan dengan pendekatan yang tepat. Memahami risiko dan gejala sejak dini adalah langkah pertama dalam menjaga kualitas hidup lansia agar tetap sehat, aktif, dan mandiri di usia senja.
Lihat juga: Penyakit Jantung Koroner Menjadi Ancaman Global