Alat pengukur yang memperlihatkan ketidakseimbangan kolesterol menunjukkan angka tinggi disertai stetoskop

Dislipidemia Ketidakseimbangan Kolesterol dan Dampaknya pada Kesehatan

Jakarta, Indonesiadalamberita – Dislipidemia adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidakseimbangan kadar lipid lemak atau kolesterol dalam darah yang tidak normal, seperti kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan trigliserida. Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala, namun memiliki dampak serius terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, prevalensi dislipidemia meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung kurang aktif dan mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh.

Jenis-Jenis Dislipidemia

Dislipidemia merupakan kondisi kelainan kadar lemak dalam darah yang dibagi berdasarkan penyebab dan jenis kelainan lipidnya. Secara umum, dislipidemia terbagi menjadi dua jenis utama:

1. Dislipidemia Primer

Dislipidemia primer disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Kondisi ini biasanya diturunkan dalam keluarga dan muncul sejak usia muda. Contoh paling umum adalah hiperkolesterolemia familial, di mana tubuh mengalami gangguan dalam mengelola kadar kolesterol LDL, sehingga kadarnya sangat tinggi meski pola makan telah dijaga.

2. Dislipidemia Sekunder

Dislipidemia sekunder dipicu oleh faktor eksternal atau kondisi medis tertentu, seperti:

  • Obesitas

  • Diabetes melitus

  • Hipotiroidisme

  • Penyakit ginjal kronis

  • Penggunaan obat tertentu seperti steroid, kontrasepsi oral, atau diuretik

  • Gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan tinggi lemak jenuh, merokok, dan kurang aktivitas fisik

Jenis Kelainan Lemak dalam Darah

Dislipidemia juga diklasifikasikan berdasarkan jenis lipid yang tidak normal, yaitu:

  • Kolesterol LDL Tinggi (Low-Density Lipoprotein)
    Dikenal sebagai “kolesterol jahat”, LDL yang tinggi meningkatkan risiko penumpukan plak di pembuluh darah arteri.

  • Kolesterol HDL Rendah (High-Density Lipoprotein)
    HDL disebut “kolesterol baik” karena membantu membersihkan kolesterol dari darah. Kadar HDL yang rendah meningkatkan risiko penyakit jantung.

  • Trigliserida Tinggi
    Trigliserida adalah bentuk lemak lain dalam darah yang tinggi pada penderita obesitas, diabetes, dan konsumsi alkohol berlebihan.

  • Kolesterol Total Tinggi
    Merupakan gabungan dari LDL, HDL, dan trigliserida. Kadar kolesterol total yang tinggi dapat menjadi indikator awal adanya dislipidemia.

Dislipidemia bisa melibatkan satu atau lebih jenis kelainan di atas sekaligus, dan sering kali tidak menimbulkan gejala hingga terjadi komplikasi serius. Karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan darah rutin sangat penting.

Risiko Dislipidemia

Dislipidemia yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko seperti berikut ini:

  • Penyakit jantung koroner

  • Stroke

  • Aterosklerosis (penyumbatan arteri)

  • Sindrom metabolik

“Kolesterol tinggi sering kali disebut silent killer karena tidak menunjukkan gejala. Padahal, dampaknya bisa sangat fatal,” penjelasan dr. Lestari, SpPD, spesialis penyakit dalam.

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan utama untuk dislipidemia agar ketidakseimbangan kolesterol bisa dicegah meliputi berikut:

  • Pola makan sehat, seperti diet rendah lemak jenuh dan tinggi serat

  • Olahraga rutin, minimal 30 menit sehari

  • Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

  • Pemeriksaan lipid darah secara berkala

Dalam kasus berat, dokter dapat meresepkan obat statin untuk menurunkan kolesterol LDL agar bisa mencegah Dislipidemia tersebut.

Dislipidemia bukan hanya masalah kolesterol, tetapi juga pemicu utama berbagai penyakit kronis yang akan menanti. Pemeriksaan rutin dan gaya hidup sehat menjadi kunci pencegahan. Jika Anda memiliki faktor risiko, segera konsultasikan dengan dokter di sekitar wilayah anda.

Kunjungi Juga:

One thought on “Dislipidemia Ketidakseimbangan Kolesterol dan Dampaknya pada Kesehatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *