Ilustrasi sistem saraf manusia yang menunjukkan otak dan sumsum tulang belakang, terkait penyakit ALS.

Penyakit Saraf Mematikan ALS yang Masih Misterius

Indonesiadalamberita.comSklerosis Lateral Amiotrofik atau lebih dikenal dengan singkatan ALS merupakan salah satu penyakit saraf mematikan yang masih menyimpan banyak misteri. Meskipun tidak sepopuler stroke atau Alzheimer, dampaknya terhadap penderitanya sangat serius dan tidak jarang berakhir dengan kematian.

Apa Itu ALS?

ALS adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang menyerang sel-sel saraf motorik di otak dan sumsum tulang belakang. Seiring waktu, penderita akan kehilangan kemampuan untuk berbicara, bergerak, menelan, bahkan bernapas.

ALS pertama kali dikenal luas oleh masyarakat internasional berkat sosok ilmuwan terkenal Stephen Hawking, yang hidup dengan penyakit ini selama puluhan tahun.

Gejala-Gejala Awal ALS

Penyakit ini biasanya berkembang secara bertahap. Gejala awal ALS bisa sangat samar, seperti:

  • Lemah otot pada tangan atau kaki

  • Sulit berbicara atau menelan

  • Kedutan otot tanpa sebab

  • Kram otot yang sering kambuh

Seiring waktu, penderita akan mengalami kelumpuhan total karena otot-otot yang mengatur pernapasan, bicara, dan gerakan tidak lagi dapat dikendalikan.

Penyebab ALS: Masih Belum Jelas

Hingga kini, penyebab pasti ALS belum diketahui. Sekitar 90% kasus ALS tergolong sporadis (tidak diwariskan), sementara 10% sisanya merupakan kasus familial (diturunkan secara genetik).

Namun, para ilmuwan mencurigai kombinasi faktor genetik dan lingkungan sebagai penyebab utama. Beberapa studi juga menyoroti kemungkinan paparan logam berat, racun lingkungan, serta infeksi virus tertentu.

Harapan Hidup dan Pengobatan

ALS adalah penyakit yang belum dapat disembuhkan. Rata-rata harapan hidup penderita ALS adalah 2 hingga 5 tahun setelah diagnosis. Namun, beberapa pasien bisa hidup lebih lama, tergantung dari kecepatan perkembangan penyakit dan perawatan medis yang diterima.

Meski belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan ALS, beberapa terapi dan obat seperti riluzole dan edaravone dapat memperlambat progresivitasnya. Selain itu, terapi fisik, okupasi, dan dukungan psikologis sangat membantu menjaga kualitas hidup pasien.

Perlu Dukungan dan Kesadaran Publik

Minimnya pemahaman masyarakat tentang ALS menjadi tantangan tersendiri. Penyakit ini sering terlambat dideteksi karena gejalanya mirip dengan kondisi neurologis lainnya. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran dan dukungan terhadap penderita ALS sangat penting.

Kunjungi Juga:

ALS adalah penyakit saraf yang sangat serius, mematikan, dan hingga kini belum diketahui cara pencegahannya. Diperlukan penelitian lanjutan, serta kesadaran masyarakat untuk lebih mengenali gejala dan mendukung pasien yang hidup dengan ALS.

Untuk informasi lebih lanjut dan edukasi seputar penyakit saraf lainnya, kunjungi halaman Kesehatan kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *