Penyakit Autoimun Multiple Sclerosis yang Menyerang Saraf Otak
Jakarta, Indonesiadalamberita – Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang sistem saraf pusat, terutama otak dan sumsum tulang belakang. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh justru menyerang mielin — lapisan pelindung saraf — sehingga mengganggu komunikasi antara otak dan bagian tubuh lainnya.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, meskipun tidak seumum penyakit lainnya, MS semakin mendapat perhatian karena dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup penderitanya. Penyakit ini umumnya didiagnosis pada usia 20–40 tahun dan lebih banyak menyerang perempuan dibanding laki-laki.
Gejala dan Tahapan Penyakit MS
Gejala MS sangat bervariasi tergantung pada lokasi serangan saraf. Beberapa gejala umum yang sering dilaporkan antara lain:
-
Kelelahan ekstrem
-
Gangguan penglihatan (penglihatan kabur atau ganda)
-
Mati rasa atau kesemutan di wajah, lengan, atau kaki
-
Masalah koordinasi dan keseimbangan
-
Gangguan kognitif dan memori
Dalam beberapa kasus, MS berkembang secara bertahap, namun ada pula yang mengalami gejala tiba-tiba atau dalam bentuk flare-up. Penyakit ini diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, termasuk Relapsing-Remitting MS (RRMS) yang paling umum, serta Secondary Progressive MS (SPMS) dan Primary Progressive MS (PPMS).
Penyebab dan Faktor Risiko
Hingga kini, penyebab pasti MS belum diketahui. Namun, para ahli menduga adanya kombinasi faktor genetik dan lingkungan, seperti:
-
Riwayat keluarga dengan MS
-
Infeksi virus tertentu (misalnya Epstein-Barr)
-
Kurangnya paparan sinar matahari atau defisiensi vitamin D
-
Merokok
Faktor geografis juga berpengaruh: prevalensi MS lebih tinggi di negara-negara dengan iklim dingin.
Diagnosis dan Pengobatan
Diagnosis MS memerlukan pendekatan multidisipliner, termasuk MRI otak dan spinal cord, pemeriksaan cairan serebrospinal, serta tes neurologis. Karena gejalanya menyerupai penyakit lain, diagnosis MS seringkali membutuhkan waktu lama.
Hingga kini, belum ada obat untuk menyembuhkan MS. Namun, beberapa jenis terapi dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meredakan gejala. Terapi tersebut antara lain:
-
Obat imunomodulator seperti interferon beta
-
Kortikosteroid untuk mengatasi serangan akut
-
Fisioterapi dan terapi okupasi untuk membantu mobilitas dan fungsi harian
-
Dukungan psikologis untuk menangani stres dan depresi
Pentingnya Dukungan dan Kesadaran
Penderita MS seringkali menghadapi stigma dan kesulitan karena minimnya pemahaman masyarakat. Oleh karena itu, kampanye edukasi dan kesadaran publik sangat penting. Bulan Mei sendiri diperingati sebagai World MS Awareness Month, momen penting untuk menyoroti perjuangan para penyintas MS.
Pemerintah dan organisasi non-profit diharapkan dapat memperluas akses pengobatan serta layanan rehabilitasi untuk penderita MS di Indonesia.
Multiple Sclerosis bukan hanya penyakit fisik, tetapi juga memengaruhi aspek psikologis dan sosial penderitanya. Dengan peningkatan pemahaman dan dukungan dari masyarakat, penderita MS bisa menjalani hidup yang lebih produktif dan bermakna.
Untuk informasi terbaru seputar dunia kesehatan dan penyakit kronis lainnya, kunjungi laman Kesehatan Indonesiadalamberita
One thought on “Penyakit Autoimun Multiple Sclerosis yang Menyerang Saraf Otak”