Ilustrasi mikroskopis sel tubuh dengan akumulasi vesikel lipid berwarna ungu di latar merah oranye sebagai contoh Limfoma kanker limfatik.

Limfoma Kanker Limfatik yang Sering Tidak Disadari

Limfoma menyerang sistem kekebalan tubuh dan sering terdiagnosis terlambat. Kenali gejala, jenis, dan upaya pencegahannya sejak dini.

JAKARTA – Limfoma merupakan jenis kanker yang menyerang sistem limfatik—bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini sering kali tidak disadari hingga memasuki stadium lanjut, karena gejalanya bisa menyerupai infeksi ringan atau gangguan kesehatan umum lainnya.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, limfoma tergolong sebagai salah satu kanker darah yang paling banyak ditemukan setelah leukemia. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam mengenai penyakit ini agar deteksi dan penanganan bisa dilakukan sedini mungkin.

Apa Itu Limfoma?

Limfoma adalah kanker yang berkembang di sel limfosit, yaitu sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi. Sel-sel ini terdapat dalam kelenjar getah bening, limpa, timus, dan sumsum tulang. Ketika limfosit berubah menjadi ganas, mereka akan tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor di berbagai bagian tubuh.

Terdapat dua jenis utama limfoma:

  • Limfoma Hodgkin (Hodgkin’s Lymphoma)

  • Limfoma non-Hodgkin (Non-Hodgkin’s Lymphoma)

Keduanya memiliki karakteristik, tingkat keganasan, dan respons terhadap pengobatan yang berbeda.

Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai

Beberapa gejala limfoma yang umum antara lain:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan

  • Demam berkepanjangan

  • Keringat malam

  • Penurunan berat badan tanpa sebab

  • Kelelahan ekstrem

  • Gatal-gatal di seluruh tubuh

Jika Anda mengalami gejala di atas lebih dari dua minggu, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.

Penyebab dan Faktor Risiko

Hingga kini, penyebab pasti limfoma kanker limfatik belum diketahui. Namun, beberapa faktor risiko yang diduga berperan antara lain:

  • Sistem kekebalan tubuh lemah

  • Infeksi virus seperti EBV (Epstein-Barr Virus) atau HIV

  • Paparan bahan kimia tertentu seperti pestisida

  • Riwayat keluarga dengan penyakit limfoma

Diagnosis dan Pengobatan

Diagnosis limfoma dilakukan melalui pemeriksaan fisik, biopsi kelenjar getah bening, tes darah, hingga CT scan dan PET scan. Setelah diagnosis ditegakkan, pengobatan biasanya mencakup:

  • Kemoterapi

  • Terapi radiasi

  • Imunoterapi

  • Transplantasi sumsum tulang

Pilihan pengobatan tergantung pada jenis limfoma, stadium, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Pencegahan dan Gaya Hidup Sehat

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah limfoma, Anda dapat menurunkan risikonya dengan:

  • Menjaga imunitas tubuh tetap optimal

  • Menghindari paparan bahan kimia berbahaya

  • Menjalani pola makan sehat dan seimbang

  • Menghindari rokok dan konsumsi alkohol berlebihan

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

Baca juga artikel kami terkait:
Waspadai Gejala Kanker Darah yang Sering Diabaikan

Limfoma memang berbahaya, namun dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, peluang kesembuhan bisa meningkat secara signifikan. Masyarakat diimbau untuk tidak mengabaikan gejala-gejala mencurigakan dan rutin memeriksakan diri, terutama jika memiliki faktor risiko tertentu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *