Penyebab Perang Rusia-Ukraina: Sejarah Ketegangan yang Memuncak di Tahun 2022
Jakarta, 25 April 2025 – Perang antara Rusia dan Ukraina yang pecah pada Februari 2022 menjadi salah satu konflik militer paling berdampak di abad ke-21. Meski invasi dilakukan secara terbuka oleh Rusia, penyebabnya sangat kompleks dan berakar dari sejarah panjang serta dinamika geopolitik di kawasan Eropa Timur.
Berikut ini lima faktor utama yang menjadi pemicu pecahnya perang Rusia-Ukraina.
1. Ketegangan Sejak Jatuhnya Uni Soviet
Setelah Uni Soviet runtuh pada 1991, Ukraina menyatakan kemerdekaannya dan mulai menjalin hubungan erat dengan negara-negara Barat. Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin sejak awal 2000-an, secara konsisten menunjukkan keinginan untuk mengembalikan pengaruhnya atas wilayah bekas Uni Soviet, termasuk Ukraina.
2. Aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014
Pada 2014, Rusia mencaplok wilayah Krimea dari Ukraina melalui referendum yang dianggap ilegal oleh mayoritas negara di dunia. Hal ini menjadi titik balik utama yang memperburuk hubungan kedua negara. Sejak saat itu, ketegangan militer meningkat terutama di wilayah timur Ukraina, khususnya Donetsk dan Luhansk.
Baca juga: Fakta Invasi Krimea 2014 oleh Rusia
3. Keinginan Ukraina Bergabung dengan NATO dan Uni Eropa
Rusia secara terbuka menentang rencana Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Moskwa melihat langkah tersebut sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya. Ukraina, di sisi lain, melihat keanggotaan NATO dan Uni Eropa sebagai jaminan kedaulatan dan perlindungan dari agresi Rusia.
4. Konflik di Donbas dan Kelompok Separatis Pro-Rusia
Wilayah Donbas di timur Ukraina menjadi medan konflik berkepanjangan antara pasukan Ukraina dan kelompok separatis yang didukung Rusia. Selama bertahun-tahun, terjadi bentrokan senjata di daerah ini yang menewaskan ribuan orang. Rusia menuduh pemerintah Ukraina melakukan genosida terhadap warga etnis Rusia di sana, klaim yang dibantah oleh banyak pihak internasional.
5. Invasi Militer Terbuka oleh Rusia pada Februari 2022
Pada 24 Februari 2022, Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina, yang dengan cepat berubah menjadi invasi besar-besaran. Rusia menyerang dari berbagai arah, termasuk dari wilayah Belarus dan Krimea. Tujuan awal disebut-sebut untuk “melindungi” penduduk di wilayah timur dan “denazifikasi” pemerintahan Ukraina, meskipun banyak analis menilai alasan tersebut tidak berdasar.
Menurut pakar hubungan internasional dari Universitas Harvard, Dr. Lisa Donnelly, konflik ini bukan hanya soal perbatasan, tetapi tentang perebutan pengaruh global.
Dampak Global dan Reaksi Internasional
Konflik ini memicu gelombang sanksi ekonomi terhadap Rusia dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan negara-negara Barat lainnya. Ukraina juga menerima bantuan militer dan kemanusiaan dari NATO dan sekutunya. Selain itu, perang ini memperburuk krisis energi dan pangan global.
Penutup
Meski sudah berlangsung lebih dari tiga tahun, hingga April 2025 konflik antara Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Upaya diplomatik terus dilakukan, namun belum menghasilkan kesepakatan damai yang konkret.