Fakta Invasi Krimea 2014 oleh Rusia: Awal Ketegangan Menuju Perang Ukraina
Jakarta, 25 April 2025 – Invasi Rusia ke wilayah Krimea, Ukraina, pada awal 2014 menjadi tonggak penting yang memicu krisis geopolitik berkepanjangan antara Rusia dan negara-negara Barat. Aneksasi ini tidak hanya memperkeruh hubungan bilateral Moskwa-Kyiv, tetapi juga mengubah peta politik dan keamanan di kawasan Eropa Timur.
Berikut lima fakta penting terkait invasi dan aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014.
1. Dimulai Setelah Krisis Politik di Ukraina
Pada Februari 2014, terjadi pergolakan politik besar di Ukraina yang berujung pada penggulingan Presiden Viktor Yanukovych. Ketidakstabilan ini dimanfaatkan oleh Rusia untuk menguasai wilayah Krimea, yang mayoritas penduduknya berbahasa Rusia dan memiliki kedekatan historis dengan Moskwa.
2. Operasi Militer Tanpa Tanda Pengenal
Pasukan bersenjata Rusia masuk ke wilayah Krimea tanpa mengenakan tanda atau seragam militer resmi, sehingga disebut sebagai “little green men” oleh media. Mereka merebut gedung-gedung pemerintahan dan menguasai fasilitas strategis secara cepat dan terorganisir.
3. Referendum Kilat dan Klaim Legitimasi
Pada 16 Maret 2014, digelar referendum yang diklaim oleh Rusia menunjukkan bahwa lebih dari 95 persen warga Krimea memilih bergabung dengan Federasi Rusia. Namun, referendum ini dianggap tidak sah oleh Ukraina dan komunitas internasional karena dilakukan di bawah tekanan militer dan tanpa pengawasan netral.
Baca juga: Daftar Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia Sejak 2014
4. Reaksi Dunia Internasional
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan banyak negara lain mengecam tindakan Rusia sebagai pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan Ukraina. Sanksi ekonomi dijatuhkan terhadap Rusia, termasuk pembekuan aset dan larangan perjalanan bagi sejumlah tokoh dekat Presiden Vladimir Putin.
5. Titik Awal Ketegangan Berkepanjangan
Aneksasi Krimea menjadi pemicu konflik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia. Wilayah timur Ukraina, khususnya Donbas, menyusul menjadi medan konflik dengan keterlibatan kelompok separatis pro-Rusia. Ketegangan ini kemudian memuncak dalam invasi penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Penutup
Hingga kini, status Krimea tetap menjadi isu sensitif dalam hubungan internasional. Rusia mengklaim wilayah tersebut sebagai bagian sah dari negaranya, sementara Ukraina dan mayoritas anggota PBB tetap menganggap Krimea sebagai wilayah Ukraina yang diduduki secara ilegal.