Negara yang Tidak Punya Militer: Pilihan Tanpa Kekerasan dan Upaya Menjaga Perdamaian Global
Di dunia yang semakin terhubung ini, hampir semua negara memiliki angkatan bersenjata untuk melindungi diri dari ancaman eksternal. Namun, ada beberapa negara yang memilih untuk tidak memiliki militer sama sekali, meskipun mereka menghadapi tantangan dan potensi risiko. Artikel ini akan membahas negara-negara yang tidak memiliki militer, alasan di balik keputusan tersebut, serta bagaimana negara-negara ini menjaga keamanan dan kedaulatan mereka tanpa angkatan bersenjata.
Mengapa Beberapa Negara Tidak Memiliki Militer?
Negara-negara yang tidak memiliki militer umumnya memilih untuk mengutamakan kebijakan damai, netralitas, atau bergantung pada perjanjian internasional dengan negara-negara besar. Beberapa alasan utama negara-negara ini tidak memiliki militer antara lain:
-
Filosofi Perdamaian dan Non-Kekerasan
Beberapa negara, seperti Costa Rica, memilih untuk tidak memiliki militer sebagai bagian dari filosofi perdamaian mereka. Negara-negara ini lebih mengutamakan diplomasi, negosiasi, dan penyelesaian konflik secara damai. -
Kebijakan Netralitas
Negara-negara yang mengadopsi kebijakan netralitas, seperti Swiss, memilih untuk tetap tidak terlibat dalam aliansi militer atau konflik internasional. Mereka menjaga independensi dan netralitas mereka, menghindari keterlibatan dalam perang antarnegara. -
Keamanan Melalui Diplomasi dan Aliansi
Beberapa negara kecil memilih untuk tidak memiliki militer karena mereka bergantung pada perjanjian keamanan dengan negara besar yang lebih kuat. Ini memberi mereka rasa aman tanpa harus membangun angkatan bersenjata mereka sendiri.
Contoh Negara yang Tidak Punya Militer
Berikut adalah beberapa negara yang tidak memiliki militer dan lebih memilih untuk menggunakan pendekatan non-militer dalam menjaga keamanan mereka:
-
Costa Rica
Costa Rica menghapuskan angkatan bersenjata mereka pada tahun 1949 setelah perang saudara yang menguras sumber daya negara. Sejak saat itu, Costa Rica berfokus pada pembangunan sosial dan ekonomi, serta menggunakan kebijakan pertahanan non-militer. Keamanan negara ini dijaga oleh kepolisian nasional dan pasukan keamanan sipil. Costa Rica juga dikenal sebagai pelopor dalam mempromosikan hak asasi manusia dan perdamaian global. -
Liechtenstein
Liechtenstein, negara kecil di Eropa, tidak memiliki angkatan bersenjata permanen. Negara ini mengandalkan kebijakan netralitas dan hubungan diplomatik yang kuat dengan negara-negara tetangga untuk menjaga keamanan. Selain itu, Liechtenstein bergantung pada Swiss untuk perlindungan militer, mengingat kedekatan geografis dan hubungan bilateral yang erat antara kedua negara. -
Vatican City
Sebagai negara terkecil di dunia, Vatican City tidak memiliki militer. Keamanan negara ini dijaga oleh Swiss Guard, yang lebih berfungsi sebagai pengawal pribadi Paus dan penjaga keamanan dalam wilayah Vatikan. Meskipun Swiss Guard tidak dapat dikategorikan sebagai angkatan bersenjata konvensional, mereka berperan penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan negara. -
Malta
Malta, yang terletak di Laut Mediterania, memilih untuk tidak memiliki militer permanen dan mengadopsi kebijakan netralitas dalam politik internasional. Meskipun begitu, negara ini memiliki pasukan pertahanan sipil yang bertugas untuk mengatasi keadaan darurat dan bencana alam. Malta tetap terlindungi melalui perjanjian keamanan dengan negara-negara besar seperti Inggris. -
Panama
Setelah invasi Amerika Serikat pada tahun 1989, Panama memutuskan untuk menghapuskan angkatan bersenjata mereka. Negara ini menggantikan militer dengan polisi nasional dan pasukan keamanan sipil yang menjaga ketertiban dalam negeri. Sebagai gantinya, Panama mengandalkan perjanjian keamanan dengan negara-negara tetangga dan komunitas internasional untuk perlindungan eksternal.
Baca Juga: Api Mengamuk di Israel, Ribuan Warga Mengungsi
Keuntungan dan Tantangan Negara Tanpa Militer
Keuntungan
-
Penghematan Anggaran
Tanpa angkatan bersenjata, negara-negara ini dapat mengalokasikan anggaran untuk sektor lain yang lebih penting bagi kesejahteraan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup warganya. -
Fokus pada Diplomasi
Negara-negara tanpa militer sering kali lebih aktif dalam diplomasi internasional dan berperan dalam organisasi global seperti PBB untuk mendukung penyelesaian konflik secara damai. Mereka sering kali lebih fokus pada pencegahan perang dan kerja sama antarnegara. -
Pendekatan Keamanan Berbasis Kolaborasi
Negara-negara ini lebih bergantung pada aliansi dan perjanjian keamanan dengan negara besar atau blok internasional untuk menjaga kedaulatan mereka, bukan pada kekuatan militer.
Tantangan
-
Ketergantungan pada Negara Lain
Ketergantungan pada negara-negara besar untuk perlindungan militer dapat menjadi tantangan jika ada perubahan dalam dinamika geopolitik. Negara-negara tanpa militer mungkin merasa rentan jika perjanjian keamanan mereka tidak dihormati. -
Ancaman Keamanan Dalam Negeri
Negara tanpa militer harus mengandalkan kepolisian dan pasukan pertahanan sipil untuk menjaga ketertiban dalam negeri. Ini dapat menjadi tantangan jika ada ancaman domestik yang besar, seperti kerusuhan atau serangan teroris.
Keamanan Global
Keputusan untuk tidak memiliki militer adalah pilihan yang berani dan strategis bagi negara-negara yang mengutamakan perdamaian dan netralitas. Negara-negara seperti Costa Rica, Liechtenstein, dan Malta telah menunjukkan bahwa keamanan global tidak selalu harus bergantung pada kekuatan militer. Meskipun tantangan tetap ada, pendekatan ini menekankan pentingnya kerja sama internasional, diplomasi, dan pendekatan non-kekerasan dalam menjaga perdamaian dunia.
Ikuti update terbaru seputar Berita di sosial media kami:
Tiktok: @indonesiadalamberita_ | Instagram: @indonesiadalamberita